Rumah Adalah Investasi
Rumah Adalah Investasi. Kalimat ini sudah menjadi rahasia umum, sudah sejak lama orang menggadang-gadang rumah sebagai salah satu bagian dari Investasi. Itu sebabnya banyak yang memaksakan membeli rumah,
walaupun tidak untuk ditempati, dan justru malah beralasan untuk diinvestasikan.
Investasi rumah mempunyai banyak bentuk, yang masing-masing menyajikan keuntungan dan penanganan yang berbeda.
Jual-beli. Anda membeli rumah, merenovasinya, lalu kemudian menjualnya. Keuntungan Anda didapat dari selisih harga beli dan biaya renovasi dengan harga jual. Keuntungan yang lebih besar tentu dapat Anda peroleh bila ternyata rumah memiliki harga yang miring atau di bawah harga pasaran, kondisinya cukup baik sehingga tidak perlu atau minim renovasi, plus rumah tersebut tidak “bermasalah”. Maksud dari masalah di sini adalah rumah yang misalnya memiliki posisi dekat dengan kuburan, akses jalanan sulit, banjir, dan sebagainya. Bila Anda memiliki dana terbatas untuk investasi rumah dalam bentuk jual-beli, hindari berspekulasi membeli rumah bermasalah. Masalahnya, kalau Anda saja sudah melihatnya sebagai masalah, calon pembeli yang akan membeli rumah Anda juga berpikiran sama. Dengan kata lain, Anda harus bermain aman, dan melakukan spekulasi yang terukur.
Dikontrakkan. Cara ini yang paling banyak dilakukan orang: Anda sudah memilik rumah, tapi ingin mengembangkan aset dalam bentuk rumah. Banyak faktor-faktor yang menentukan dalam bisnis yang satu ini. Yang paling utama adalah lokasi. Banyak orang yang telah mempunyai rumah namun rela untuk mengontrak, supaya lebih dekat dengan kantor. Banyak juga yang terpaksa mengontrak karena tidak memiliki rumah. Ada perbedaan mendasar di antara kedua pengontrak ini, contoh, dalam hal merawat rumah. Yang pertama lebih rajin merawat rumah, seakan-akan itu rumah miliknya sendiri. Hal itu adalah karena rumah kontrakan yang ditempati dianggap sebagai representasi diri pengontrak. Lain halnya dengan pengontrak ke dua yang lebih tidak peduli. Yang jelas, sebagai pemilik kontrakan, Anda seharusnya melakukan langkah-langkah pencegahan yang dapat merugikan di kemudian hari, misalnya dengan memasang listrik isi ulang, supaya tidak ada kejadian pengontrak yang kabur meninggalkan tagihan listrik berjuta-juta. Kemudian, selalu kenalkan pengontrak kepada tetangga di sekitar.
Kos-kosan. Dahulu, bisnis kos-kosan dibuat oleh para pensiunan yang rumahnya cukup besar dan memiliki banyak kamar-kamar bekas anak-anak mereka. Seiring dengan berjalannya waktu, kos-kosan berubah menjadi layaknya sebuah apartemen dan hotel, yang dibangun untuk bisnis kos-kosan. Yang lebih penting dari bisnis kos-kosan, adalah, seperti kontrakkan, adalah lokasi. Rumah yang dekat dengan kampus, ataupun kantor, misalnya adalah nilai tambah. Dan perbedaan target market tersebut tentu juga merupakan perbedaan pelayanan atau servis dan perilaku pengguna jasa.